Wednesday, April 6, 2011

Tahap Keimanan.


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Tiada manusia yang sempurna, sudah pasti setiap manusia mempunyai kelemahan.

Waima! yang beriman sekali pun, sudah tentu ada membuat kesalahan, tertakluk kepada  besar atau pun kecil], tetap memiliki sifat kekurangan itu.
Terdapat di antara kita, yang mempunyai sifat kekurangan agak terlampau, sampai ada yang sukar untuk di bendung.

Selagi bergelar manusia, yang bersifat baharu, tiada yang semurni dan sempurnanya, hindarilah diri dari mendabik dada.

Menurut pandangan seseorang, pasti dari aspek pengadilannya atau hukuman kepada sikap kekurang itu di terjemahkan [terjurus] sama ada ia buruk atau di sebaliknya. 
Ini bermakna corak yang di pilih tidak menyeluruh [tidak mewarnai yang benar], hitam atau putih sahaja penentunya. 
Jarang-jarang sekali pengadilan itu di warnai dengan corak [warna-warna] yang berlainan.

Rasulullah s.a.w  pernah bersabda kepada Abu Dzar r.a. ;

Baginda bersabda :

" Engkau seorang yang masih ada padamu sifat Jahiliyah."
Abu Dzar r.a. adalah seorang sahabat yang utama, tergulung dari orang-orang pertama
[utama] 
beriman dan berjihad, 
akan tetapi masih ada juga sifat kekurangannya.


Juga di dalam Riwayat Sahih Bukhari di terangkan oleh Rasulullah s.a.w :
" Barangsiapa yang meninggal bukan kerana melakukan jihad dan tidak di rasakannya [tidak ingin] dalam jiwanya maksud akan berjihad, maka dia mati di dalam keadaan sedikit ada nifaknya. "



Abdullah bin Mubarak meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib r.a.  mengatakan :

" Seorang Mukmin itu permulaannya tampak sedikit putih dalam kalbunya; setiap kali iman bertambah, maka bertambah putihlah kalbu itu. 
 Begitulah seterusnya, sehingga kalbunya menjadi putih kesemuanya. 
Begitu juga dengan kemunafikan, pertama ada tanda-tanda hitam di dalam kalbunya; 
dan setiap kali melakukan kemunafikan, maka bertambah pula hitamnya, sampai hatinya menjadi hitam keseluruhannya. 


Demi Allah!
" Jika di buka hati seorang mukmin, maka tentu tampak putih sekali; dan jika di buka hati orang kafir, maka tentu tampak hitam sekali. "

Ini bererti seseorang itu pasti di uji oleh Yang Maha Berkuasa, tidak di anugerahkan atau mendapatkannya tanpa di uji untuk kesempurnaan keimanannya atau tergulunglah menjadi manusia yang munafik.

Akan tetapi, kedua-dua perkara ini di rintasi agak berliku dan bertahap-tahap, perlu mempunyai keyakinan yang utuh kepada perubahan, untuk pencapaian menjadi manusia terpimpin atau di sebaliknya.

Dengan niat yang murni, bertemankan semangat yang jitu, maka bermulalah dengan berdiri, bertatih seterusnya berusaha untuk berjalan. 
Allah SWT akan memberkati dan memberi petunjuk kepada yang di inginiNya.

InsyaAllah!!!


Wallahu a'lam bish-showab.


Wassallam.
Perlu Ada Permulaan.

5 comments:

  1. السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

    Pencapaian kepada tahap keimanan perlu pengabadian diri yang benar-benar menginginkannya. Segera meninggalkan jalan yang terkutuk lagi menyesatkan, yang sudah pasti di murkai oleh Allah SWT. Maka bertekadlah untuk kembali kepadaNya dengan pertukaran dimensi kesedaran yang komited dengan penuh keinsafan dan keikhlasan. Tujukan terus kelubuk hati [sudur] dan sanubari menjadikan ianya bercahaya bagaikan ia poteret yang akan mewarnai sudut kalbu menjadikan ia putih jernih, terang dan bersih...insyaAllah!
    Walahu a'lam.

    ReplyDelete
  2. نَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱلَّذِينَ هَادُوا۟ وَٱلنَّصَرَىٰ وَٱلصَّبِـِٔينَ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَعَمِلَ صَلِحًۭا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
    Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. AL BAQARAH:62)

    ReplyDelete
  3. [56]. Shabiin ialah orang-orang yang mengikuti syari'at Nabi-nabi zaman dahulu atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa.

    [57]. Orang-orang mukmin begitu pula orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin yang beriman kepada Allah termasuk iman kepada Muhammad s.a.w., percaya kepada hari akhirat dan mengerjakan amalan yang saleh, mereka mendapat pahala dari Allah.

    [58]. Ialah perbuatan yang baik yang diperintahkan oleh agama Islam, baik yang berhubungan dengan agama atau tidak.

    Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Salman bertanya kepada Nabi SAW tentang penganut agama yang pernah ia anut bersama mereka. Ia terangkan cara shalatnya dan ibadahnya. Maka turunlah ayat tersebut di atas (S. 2: 62) sebagai penegasan bahwa orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan berbuat shaleh akan mendapat pahala dari Allah SWT.
    (Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dan al-Adni dalam musnadnya dari Ibnu Abi Najih yang bersumber dari Mujahid.)

    Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ketika Salman menceritakan kepada Rasulullah kisah teman-temannya, maka Nabi SAW bersabda: "Mereka di neraka." Salman berkata: "Seolah-olah gelap gulitalah bumi bagiku. Akan tetapi setelah turun ayat ini (S. 2: 62) seolah-olah terang-benderang dunia bagiku."
    (Diriwayatkan oleh al-Wahidi dari Abdullah bin Katsir yang bersumber dari Mujahid.)

    Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat ini (S. 2: 62) turun tentang teman-teman Salman al-Farisi.
    (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari As-Suddi.)

    ReplyDelete
  4. "إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَنًۭا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَهُمْ يُنفِقُونَ
    Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka." (QS. AL ANFAAL:2-3)

    ReplyDelete
  5. Maksudnya: orang yang sempurna imannya.

    Dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakanNya.

    ReplyDelete